Saturday, November 21, 2009

selalu sepi

entah sudah berapa putaran roda kendaraanku melintasi jarak kijang - tanjungpinang. hampir setiap hari, kecuali minggu yang menyadarkanku bahwa aku harus menyisakan satu hari dalam tujuh hari untuk sekadar nonton teve di rumah, atau duduk-duduk di tepi kolam kijang. yang pertama lama-lama tak lagi menjadi acara favorit di hari minggu karena layar televisi lebih banyak dihiasi semut dibandingkan gambar detilnya. bayangkan, presenter menyebutkan nama tom cruise, lah yang justru berpedar di layar adalah parto. bukan salah presenternya pasti, semata-mata karena televisiku butuh parabola.

setiap pagi kutempuh jarak kijang - tanjungpinang. sore hari, kadang malam selalu kugauli jalan tanjungpinang - kijang. selalu sepi. listrik selalu malas menemani meski hanya untuk sehari. dulu lima jam sehari, belakangan dua jam sehari. toh bagiku sama saja, menjelang pulang ke kijang, hari biasa saat listrik menyala saja harus ekstra hati-hati meniti jalan. apalagi listrik malu-malu untuk menemani. kata bos listrik saat ramah-tamah dengan warga, ada belasan mesin yang dimiliki perusahaan setrum ini. yang paling tua tahun 70-an, yang teranyar tahun 90-an. celakanya lagi, untuk bisa disebut istirahat, satu mesin harus diperbaiki. lebih celaka lagi, ketika mesin salah urat tadi tengah diurut, mesin lain tak rela. ikut-ikutan sakit kepala. lah.... sudah. Read More..

Tuesday, September 1, 2009

bendera perdamaian

dari tanjungpinang, saya meluncur menuruni tikungan batas kota tanjungpinang dan kabupaten bintan. lah, kok ramai banget. tepat di atas dam sei pulai, puluhan taksi yang biasanya saya lihat mangkal di kijang memarkir diri dengan rapi di seberang kanan dan kiri jalan raya. inilah buntut ketidaktegasan pemerintah ketika berhadapan dengan nasib supir taksi.

dengan jelas saya mendengar seorang supir berkata, "inilah yang harus ditanggung supir taksi, ditanggung orang miskin macam kami." mengapa sih mereka ini? sebelumnya, mereka berunjukrasa di gedung dprd provinsi kepri, minta agar keadilan ditegakkan. pasalnya, saat itu masih saja supir dari kota tanjungpinang membawa penumpang memasuki wilayah kabupaten bintan. dan supir taksi di bintan pun protes. akhirnya ya itu tadi, mereka membangun terminal bayangan di sei pulai.

yang menarik perhatian saya, bendera perdamaian yang diikatkan pada bodi sebuah taksi yang naudzubillah bentuknya. pasti pemiliknya juga sudah bosan setiap hari harus mengendarai taksinya itu. butut, kuno, penumpang juga akan memilih kendaraan lain kecuali terpaksa. namun apa mau dikata, hanya itulah modalnya untuk mencari sesuap nasi bagi keluarganya.

biasanya bendera merah putih. kali ini banner seorang anggota dewan yang periode ini terpilih kembali melenggang ke kursi senayan mewakili kepri. mungkin supir taksi berharap, dengan memajang banner yang dialihfungsikan sebagai bendera itu wakil rakyat tadi merasa terpanggil lalu turun membantu menuntaskan masalah ini. ketika angin bertiup, saya pun melihat dengan jelas gambar pejabat itu.

akankah para pejabat lebih memilih hati untuk menyelesaikan konflik taksi atau bersikap santai seolah-olah tiada sesuatu terjadi?
Read More..

pedagang menipu

seminggu, beberapa petugas dari dinas perindustrian melakukan pengukuran ulang dengan timbangan standar terhadap barang-barang belanjaan warga di pasar barek motor, kijang. saya paling suka memperhatikan bagaimana mereka menawarkan diri untuk menimbang ulang belanjaan warga.

satu dua warga sukarelamenyerahkan belanjaannya untuk ditimbang ulang. petugas biasanya menanyakan berapa kilogram daging yang dibeli, berapa kilo ikan yang tadi dibeli dan begitu seterusnya. setelah ditimbang, pembeli akan ditunjukkan apakah berat barang yang dibelinya seperti permintaannya kepada pedagang atau tidak. suatu hari seorang petugas meminta klarifikasi kepala pasar dengan mengatakan: pedagang diminta untuk jujur.

kepala pasar, seorang lelaki yang agaknya cukup makan garam dunia perpasaran memberikan jawaban. saya kebetulan berada di dekat mereka, jadi bisa mendengar dengan jelas apa yang diucapkannya. "kalau anda menimbang ubi atau bawang, saya jamin beratnya tak akan berkurang. tetapi kalau yang anda timbang ulang daging atau ikan segar, ya jelas berkurang," kata kepala pasar.

petugas belum sempat bertanya apa alasannya, karena kepala pasar segera menyambung keterangannya, "saat pedagang bertanya kepada pembeli berapa kilo, ikannya kan belum dipotong siripnya, ekornya, isi perutnya dan sisiknya. belum lagi ikan belanjaan tadi sudah ditenteng kemana-mana sambil mencari barang kebutuhan lainnya. airnya menetes-netes, ya jelas berkurang timbangannya."

petugas penimbang ulang diam, saya juga diam. hanya pedagang yang memang selalu dinasehatin kepala pasar agar berlaku jujur yang tersenyum.
Read More..

nyawa saya taruhannya...

budhe, begitulah saya biasa memanggil seorang wanita paro baya penjual es campur sebelum sampai simpang batu 18 dari arah kijang. biasanya dia duduk di kursi teras depan kedainya atau di ruang tengah sambil mengiris cabe atau apa saja dilakukannya asal tidak berdiam diri.

namun siang itu kulihat budhe tergopoh-gopoh menyeberani jalan depan kedainya. ia berteriak-teriak sambil menunjuk seorang bocah lelaki berseragam smp yang terduduk di tepi jalan. semula saya mengira bocah tadi istirahat. barulah ketika budhe berkata dengan suara agak keras: kecelakaan, baru saya ngeh. saya memarkir motor di depan kedai budhe dan mendekat.

rupanya si bocah jatuh sendiri setelah mencoba mendahului truk namun kurang perhitungan. nafsu mendahului terlalu besar sehingga begitu menikung ke kanan di belakang pantat truk ia kesulitan untuk belok ke kiri sehingga jatuhnya di seberang jalan. lukanya lumayan jugalah, keningnya berdarah-darah. untung seorang anggota tni angkatan laut berbaik hati mengantar si bocah ke puskesmas terdekat.

tak lama kemudian, beberapa orang datang ke lokasi kejadian. melihat sepeda motor teronggok di tepi jalan dengan posisi terjatuh, mereka segera mengenali barang tersebut. dan ramai, saling tanya di mana pengendaranya. seorang perempuan berbadan subur segera mengangkat motor dari posisi semula. ia berniat memindahkannya ke lokasi tersembunyi dengan harapan tak tercium polisi. yang jelas motor itu tanpa plat nomor, entah pajaknya masih hidup atau mati. belum lagi kalau yang jatuh tadi gak punya sim, wah payah...

namun upayanya keburu dicegah seorang lelaki berbadan subur juga. "sudah, biarkan saja motornya di situ, kita ke puskesmas saja. kalau ada polisi yang berani mengambil sepeda motor ini, nyawa saya taruhannya," kata si lelaki. saya hanya terdiam, juga budhe dan warga lainnya. sejurus kemudian budhe menutup mulutnya dengan telapak tangan kirinya. saya sempat mendengar suara ketawanya tertahan.
Read More..

Sunday, May 24, 2009

kan dekat pak

belum lama ini sebuah kecelakaan kecil terjadi di depan yamaha batu 9, tanjungpinang. seorang perempuan berkerudung ditabrak tukang bangunan. keduanya sama-sama mengandarai sepeda motor. si perempuan meluncur dari arah batu 10 ke arah kota, lawannya sebaliknya.

untung tak dapat diraih, sial tak dapat ditolak. polisi melihat kejadian ini. tanya sana, tanya sini, akhirnya si tukang batu diinterogasi sebelum dimjnta naik truk patroli. satu penggalan percakapan yang masih terekam di banak saya yang kebetulan waktu itu juga ikut berkerumun, berbaur dengan warga lain.

polisi: bapak kencang, ya?
buruh : tidak, pak.
polisi: lantas kenapa ibu itu ditabrak? (polisi menunjuk perempuan yang patah tulang pergelangan kakinya, merintih-rintih menahan sakit)
buruh : (terdiam)
polisi: bapak tahu salah tidak mengenakan helm di jalan raya?
buruh : kan dekat pak...

saya tersenyum, juga beberapa warga yang mendengar tanya-jawab singkat tadi.
Read More..

Friday, May 22, 2009

tahu lebih dulu

saya membaca koran lokal hari ini. sekelompok pelajar putri yang duduk di bangku smp rupanya mulai ingin tahu dengan dunia enak. enak gila, kata orang-orang. lantaran dibujuk temannya bagaimana cara mendapatkan duit dengan mudah, paling hanya sedikit lelah, eh mereka tergiur.

sebagian besar yang terpikat memang mereka yang kehidupan orangtuanya menengah ke bawah. mungkin terjerat uang sekolah, terjerat ingin punya handphone bagus atau hal lain. tetapi ada cerita miris dibalik terungkapnya kasus ini. dari empat siswi yang sempat digauli pembelinya, hanya seorang yang benar-benar masih perawan. tiga ternyata sudah pintar lebih dahulu. menurut pengakuan tiga yang pintar lebih dulu ini, mereka melakukannya dengan pacarnya.

bisa kita bayangkan. anak-anak seusia 14 tahun sudah terpikat dengan olahraga menguras keringat yang seharusnya belum boleh dilakukan. dan tahukah anda dari mana mereka mengetahui pelajaran misterius ini? sekali lagi.... jawabannya ponsel. lewat tayangan di monitor kecil di layar hape, rupanya anak-anak belia ini merasa menikmatinya. berbagai tayangan yang begitu mudahnya diperoleh dari kawan atau download langsung dari internet mempermudah proses pendewaan otak ngeres tadi.
Read More..

keterlambatan surat

saat saya menulis ini, tengah berlangsung pekan olahraga dan seni nasional yang di kabupaten bintan. pesta seperti ini menjadi ajang kemampuan serta prestise sekolah-sekolah yang ada. begitu banyak lomba olahraga dan kesenian dipertandingkan.

yang punya gawe dinas pendidikan kabupaten bintan. kalau sudah kepala dinas yang mengirimkan surat ke sekolah-sekolah untuk mengirimkan atlet atau senimannya untuk meramaikan acara ini, sudah pasti guru-guru sibuk mencari muridnya yang berprestasi atau layak untuk dijual di depan umum. masalahnya nih, surat pemberitahuan dari dinas pendidikan telat diterima kontingen dari bintan utara (tanjung uban).

tiga guru dari sekolah dan jenjang yang berbeda di kecamatan ujung ini bercerita kepada saya di bawah pohon nan rindang di tepi lapangan antam, kijang saat berlangsung lomba drumband. surat dari dinas datang pada tanggal 20 mei 2009, ya kita semua tahu orang kita kan paling suka menandai hari nasional dengan tanggal merah.

artinya libuuuuuur lagiiiiii...

ya jelas, surat datang pas hari libur. begitu keberangkatan kontingen tanggal 21 mei, lha kok ada surat pemberitahuan dari dinas soal lomba seni. kalau aladin mungkin bisa dengan bim salabim atau bra kadabra. merasa tak bisa lagi dikirimkan dengan waktu yang sungguh mepet dan bikin mumet itu, akhirnya kontingen bintan utara tak mengirimkan peserta lomba seni.

saya hanya bertanya kepada diri sendiri. kalau memang kegiatan ini diselenggarakan tanggal sekian atau sekian, mengapa suratnya bisa sampai telat ya? pasti anda tertawa kalau dijawab suratnya diantar pakai becak.
Read More..

Friday, May 1, 2009

untung saya bawa ke batam

minggu sore lalu, aku ditertawakan istri teman karena melihatku balik ke batam membawa tas besar. seperti pendaki gunung saja, katanya. aku tersenyum saja, tak ada lagi yang ingin kujawab. ya memang isinya pakaian kotorku selama seminggu. susahnya jadi orang malas mencuci sendiri.

di batam tinggal serahkan ke istri, beres. kamis siang balik lagi ke tanjungpinang dengan pakaian yang sudah rapi diseterika. begitu pulang ke rumah di hang tuah, lalu bertemu istri temanku, giliran aku yang ngakak melihat tumpukan pakaiannya, pakaian suami dan anaknya numpuk di sudut ruangan. rupanya air mati hampir seminggu. busyet.

kemarin, sebelum sholat jumat aku harus datang lebih awal. bukan takut tak mendapatkan shaft depan, melainkan mengincar kamar mandi masjid yang kosong. sampai di masjid komplek rumah, alhamdulillah ada satu kosong. sementara tiga lainnya tertutup, terdengar bunyi air disiramkan ke tubuh. ha ha ha, warga berebut mandi di masjid rupanya.

untung pakaian kotor aku bawa ke batam. kalau tidak, betapa susahnya dekat dengan orang lain. masa celana dalam harus pakai side a dan side b, seperti kaset lagu-lagu itu. atau kaos dalam dipakai lagi karena tak ada pilihan. pasti seng.... baunya. aku belum survei, mungkin toko-toko parfum di tanjungpinang laku keras saat seperti ini. nggak mandi, semprot perfum. wuah.... bikin mabuk lalat.

kalau sesekali menjadi orang kaya tak apalah. apa pasal? dua hari tak mandi, hari ketiga tak akan kuat menahan gerahnya kulit tubuh. mau tak mau panggil tukang air galon isi ulang, beli beberapa galon untuk mandi dan keperluan buang air kecil dan besar. doanya sih jangan sering-sering sakit perut, bisa-bisa kehabisan air galon he he.
Read More..

Wednesday, April 29, 2009

Belasan Kilometer Jalan Kaki

Meski belasan kilometer ditempuh, bukan berarti belasan rezeki didapatkan setiap hari. Toh, Ujang (22), sudah bertekad meninggalkan kampungnya di Garut, Jawa Barat, delapan tahun silam untuk merantau ke Tanjungpinang. Berapa pun rezeki diberikan Tuhan, ia setia menyusuri gang-gang kecil, trotoar jalan raya sambil berteriak: sol sepatu!

Bagi lulusan SMP ini, hidup itu sederhana. "Saya bisa makan setiap hari sudah bersyukur. Biasanya kalau saya syukuri, akhir bulan ada sisa sedikit buat orangtua di kampung," kata bungsu dari tiga bersaudara yang dua kakak iparnya juga menekuni sol sepatu, beberapa hari lalu di Ganet, Batu 12, Tanjungpinang.

Saat itu Ujang tengah menjahit dua sandal milik warga. Sebuah kotak kayu kecil, berbentuk kubus dengan ukuran tak lebih dari 20 sentimeter menjadi tempat duduknya. Sebuah kotak kayu yang sama terletak di depannya. Ada bagian yang terbuka, tampak alat pengait, pisau, lem karet, dan gulungan tali berserakan di dalamnya. Bila tengah dipikul, bagian atas kotak biasanya sebagai tempat menaruh lembaran karet bahan dasar alas sepatu atau sandal.

Rezeki tukang sol sepatu tak ubahnya air lautan, pasang dan surut. Dalam kondisi surut, yang dicari Ujang bukan lagi sisa uang untuk tabungan, "Hanya mencari satu atau dua orang yang menjahit sepatu atau sandalnya. Biar lepas untuk biaya makan hari itu. Masalahnya kan saya tidak masak sendiri, saya jajan di warung. Sambil istirahat setelah keliling jalan kaki."

Biasa bagi Ujang menempuh perjalanan dari Ganet ke pasar di Jalan Merdeka. Meski lewat jalan-jalan kecil memintas, masih jauh juga bagi mereka yang tak terbiasa jalan kaki. Dengan niat tulus mencari uang halal, dijalaninya dengan sabar. Sebab tidak mungkin setiap hari melewati jalan yang sama, karena kemungkinan mendapatkan pelanggan kecil. Tidak setiap hari sepatu yang dijahit sebelumnya kembali direparasi.

Untungnya aturan tukang sol sepatu tak seperti metrotrans. Di Batam misalnya, kalau ada metrotrans rute A menaikkan penumpang di rute B dipastikan antarsupir bakal adu mulut. Enaknya tukang sol sepatu, semua jalan tak ada yang berani mengklaim wilayah perorangan. Pemandangan biasa Ujang bertemu dengan rekan-rekan seprofesinya saat tengah sama-sama mencari pelanggan di sebuah perumahan atau lokasi yang sama.

Rezeki adalah berkah. Itu juga yang dipercaya Asep (20) dan Burhan (21), dua tukang sol sepatu yang ditemui usai menjalankan sholat Ashar di Masjid Al Uswah, Batu 10. Menyadari celana yang dipakai untuk jualan bisa saja terkena najis, keduanya menyiapkan sarung saat sholat. Mereka harus bergantian.

Sama seperti Ujang, Asep dan Burhan juga berasal dari Garut. Menurut pengakuan keduanya, kebanyakan tukang sol sepatu berasal dari sana. "Di mana-mana, ada yang di Papua, Kalimantan, Sulawesi. Pokoknya tersebar di semua wilayah Indonesia," kata Asep. Di Tanjungpinang saja ada kira-kira 70-an tukang sol sepatu.

Pekerjaan ini bisa menjadi bagian dari kehidupan pelakunya. Burhan mencontohkan, masih ada warga Garut berusia 60 tahun yang setia menekuninya. Motivasi datangnya bisa dari mana saja, termasuk kesuksesan tetangga mereka di kampung halamannya. Ada yang berhasil membangun rumah bagus, membeli mobil keluaran terbaru dan mengembangkan usaha lain dari modal menjadi tukang sol sepatu.

Sepasang sandal yang disol dikenai biaya minimal Rp10 ribu. Kecil untuk ukuran dunia bisnis. Ujang, Asep dan Burhan pun tahu itu. Tetapi memang itulah profesi mereka yang diawali dengan latihan menjahit berhari-hari. Hal biasa saat berguru daging jari tangan tertusuk mata pengait atau tersayat pisau. Kalau nasib mereka baik, bisa sukses dari usaha ini, tak ada yang tahu. Jika saat ini setiap hari harus mengukur jalan, mereka ihlas sambil tetap berdoa agar selalu ada rezeki. Mereka percaya, tukang sol sepatu tetap dibutuhkan, bukan hanya warga kelas menengah ke bawah. "Saya sering kok dipanggil menjahit sepatu milik orang kaya. Masuk rumah bagus, ada mobilnya di garasi," ujar Burhan.

Sol sepatu... sol sepatu. Pasti Anda akrab dengan suara ini.
Read More..

vonis untuk saudara

sekelompok massa mendatangi kejari tanjungpinang, selasa kemarin. intinya, sebuah organisasi keagamaan yang ada di daerah ini dinyatakan aliran sesat. aku kembali berpikir, siapa yang tak kenal amerika? biang keroknya, keraknya, embahnya negara anti rasialis, tetapi yang terjadi sekarang mereka justru memiliki presiden berkulit hitam.

sedangkan kita, begitu mudahnya menudingkan jari ke arah orang lain lalu mengatakan dia berbeda dengan kita. urusan agama, sampai kapan pun akan begitu mudah menyulut reaksi. kalau ada pengarang buku yang menulis aliran a, b, atau c adalah sesat, akan sangat mudah menuai kritikan maupun dukungan. wong memang begitulah endonesa (jujur saja, kadang kita susah sekali mengatakan indonesia, bukan?).

jauh sebelum negara ini merdeka, nenek moyang kita sudah menganut kepercayaan. ada yang dikatakan animisme, dinamisme dan sebagainya. toh mereka dulu rukun. saat zaman terus berkembang, merdeka sudah kita raih, entah berapa banyak gesekan terjadi yang bersumber dari satu hal: apa yang dilakukan orang lain tak sama dengan yang kita lakukan. bukankah tuhan maha adil, kalau sudah percaya hal itu tentu sebagai manusia meyakini hakim paling hebat, yang tak mempan disogok segepok duit adalah tuhan semata.

sebab, aksi dan reaksi atas masalah yang menyangkut agama dan kepercayaan di negeri ini biasanya tak begitu saja padam. kalau mereka yang berada di pucuk pimpinannya punya dasar kuat, pasti meykinkan jawabannya saat debat, tak selalu demikian dengan warga yang hanya tahu sedikit lalu ikut bergerak.

aku sendiri selalu memilih untuk tidak terjebak dalam pemikiran: aku paling benar, paling baik, bahkan paling salah. karena aku manusia biasa. aku ingat pesan guru ngajiku waktu kecil, jadilah manusia yang bisa merasa. bisa merasa diri ini banyak kekurangan, bisa merasa manusia memang tak pernah puas akan apa yang telah diperolehnya, bisa merasa banyak orang lain yang lebih hebat, bisa merasa dunia adalah lembaran terjal yang harus dilalui dengan hati-hati agar tak terperosok dalam prasangka atau iri hati, bisa merasa bagaimana penderitaan orang lain akibat ulah kita, bisa merasa tak selalu apa yang kita anggap benar adalah benar di mata orang lain apalagi tuhan.

tidak terkurung dalam idiom merasa bisa. karena akan melahirkan pemikiran merasa bisa mempecundangi orang lain, merasa bisa lebih baik hanya dengan sekali berbuat, merasa bisa menjadi kawan baik, merasa bisa membantu orang lain dengan perbuatan yang didasarkan atas pemikiran pribadi atau kelompok, merasa bisa menjadi orang hebat dan merasa bisa yang lain...

tentu saja, kedatangan massa ke kejari memiliki landasan. dan akan semakin panjang daftar gesekan antarmanusia jika ada kelompok lain yang menandinginya. indonesia (benar ejaannya?) kan begitu. pihak a maju, pihak b tak terima. suatu waktu gantian maju. kalau ketemu di suatu waktu, bentrok!
Read More..

bukan putera daerah

sekelompok massa kemarin menolak pelantikan kepala dinas pekerjaan umum provinsi kepri yang baru. mereka mempertanyakan mengapa yang dipilih gubernur bukan putra daerah, melainkan orang dari jakarta. apakah memang tak ada lagi putera daerah yang mampu memangku jabatan tersebut?

jawaban pihak gubernuran: dipilihnya orang yang dekat dengan pemerintah pusat adalah untuk mempermudah lobi serta hubungan yang selama ini telah dilakukan kepala dinas pekerjaan umum sebelumnya.

kalau massa mempertanyakan pelantikan kadis pu baru, kepala bkd di lingkungan pemprov justru belum pernah bertatap muka dengan calon kadis pu baru tersebut. bahkan pejabat ini tak tahu nama lengkap calon kadis pu tadi.

massa tetap pada pendiriannya. prinsip mereka: percuma saja jika pejabat tidak didukung oleh masyarakat. demo, unjukrasa, penggalangan massa memang bukan hal baru sejak digulirkannya reformasi. aku jadi ingin sekadar membolak-balik kenangan akan reformasi, penguasa orde baru ditumbangkan. sayang mahasiswa hanya menumbangkan penguasa, bukan menyiapkan sistem baru. hasilnya, zaman reformasi keadaan bukan lebih baik. kalaupun ada indikator ke arah perbaikan, masih terlalu jauh dari angan-angan mahasiswa.

semoga pilihan orang-orang pintar atas kepala dinas pekerjaan umum yang baru sudah mempertimbangkan banyak hal. dan semoga massa tak terjebak pada primordialisme sempit. yang paling pas menurut aku: sebuah kebijakan publik membuat pemerintah lebih bergairah melayani masyarakat dan sebaliknya, masyarakat mendapatkan pejabat yang bisa diajak curhat, berbagi rasa untuk kemajuan daerah tempatnya ditugaskan.
Read More..

balap is the part of young men

menikmati malam minggu di kedai tenda, kawasan bintan center, batu 9, tanjungpinang. segerombol anak muda asyik berbincang di meja bundar di salah satu kedai. mereka memesan kopi panas, mie ayam atau sekadar merokok. sekilas, mereka terlihat seperti anak-anak sekitar. padahal, mereka datang dari batu 47 arah uban.

apa gerangan yang membuat mereka turun gunung? bahkan katanya setiap malam minggu? tak lain dan tak bukan, bertarung dalam balapan liar. tentu mereka sadar, tentu mereka paham, kegiatan itu tak disukai polisi, dibenci sebagian warga yang menganggap kegiatan tersebut tak ada gunanya. main-main dengan nyawa. itu mereka... lain dengan anak-anak muda yang doyan ngebut ini.

meski harus kejar-kejaran dengan polisi, tetap saja tak kapok. meski motor dijaring dan menginap di kantor polisi berbulan-bulan hingga akhirnya ditebus dengan sejumlah uang yang seharusnya bisa dipakai untuk membeli baju atau celana baru daripada dikasihkan polisi begitu saja, balapan liar tetap berlangsung. ada yang patut kita acungi jempol dari komunitas semacam ini: kekompakan.

"harusnya teman saya tak memberi tahu polisi di mana alamat saya. eh malah ditunjukkan, termasuk keterangan kalau saya punya bengkel oprek sepeda motor," ungkap seorang remaja yang dari awal pembicaraan suka berteriak keras kepada teman-temannya kalau ia tak menyukai apa yang dilakukan gengnya.

tak takutkah mati? ia menunjuk temannya yang sedang memasang stiker di kaca lampu depan motornya. "dia pernah sekarat. motor yang dikendarainya ditabrak tepat di tengah, yang menempel tinggal karburatornya. kepalanya dijahit entah berapa buah. biaya pengobatannya saja menghabiskan 90-an juta. kami temannya. tahu bagaimana resikonya. tetapi jiwa kami tetap balapan liar," jelas seorang pembalap liar.

dari bincang-bincang malam itu, ada pertanyaan untuk kita: akankah bakal ada arena balap resmi untuk mereka untuk berlatih dan bertanding? kalau hanya event yang tak tentu digelar sekian bulan sekali, tak sebanding dengan kuantitas latihan yang dilakukan hampir setiap malam minggu.
Read More..

si buta yang tak buta harapan

ia menyebutkan namanya, berasal dari sumatra utara. meski kedua matanya tak mampu melihat, lelaki yang kini tinggal beserta istri dan anak balitanya di bawah simpang lampu merah barek motor ini merantau ke negeri orang untuk kehidupan dan penghidupan yang lebih baik. sudah tiga tahun ia jalani kehidupan di kijang sebagai pemijat tuna netra.

tentu saja kepergiannya ke kijang bukan asal-asalan. banyak kawan-kawan senasibnya yang kini sukses sebagai pengusaha panti pijat tuna netra. apalagi, berdasarkan pengalamannya di kampung halamannya, pemerintah setempat aktif melakukan pembinaan. kepandaiannya memijat orang bukan turun dari langit. atau warisan buyutnya. ia belejar di sekolah khusus pemijat tuna netra di bandung. ongkosnya? ditanggung pemerintah setempat.

begitu lulus, diarahkan untuk membuka tempat usaha. modal disiapkan, meski setiap waktu dipantau secara cermat oleh pemerintah daerah. bayangan itulah yang ada dalam benak lelaki tadi. nyatanya begitu menginjakkan kakinya ke kijang ia harus bekerja sendiri. ia percaya tuhan akan membantunya. setiap hari, ada saja warga yang datang ke rumah sewanya yang tak begitu besar.

rumah itu disewanya rp 300 ribu sebulan. bukan beban yang berat baginya, yang biasa dibayar rp 30 ribu sekali pijat. sesepi-sepinya tamu, ia mengaku masihlah ada satu orang setiap hari. toh pemijat tuna netra ini tak buta harapan. ia tetap manusia, ingin memperbaiki nasib. apalagi ada istri dan anak yang fisiknya normal. ia ingin mendapatkan bantuan modal dari pemerintah setempat. bukan minta, pinjam.

hanya satu dalam benaknya, membuka panti pijat tuna netra dengan lokasi yang lebih pantas. tidak seperti sekarang, ruang praktiknya ya kamar yang dipakainya untuk tidur. "kapan ya ada yang bersedia meminjamkan modal untuk orang seperti saya?" tanyanya.
Read More..

Tuesday, April 28, 2009

dua hari sekali

diobok obok airnya diobok obok, ada ikannya kecil-kecil pada mabok. itulah sepenggal lagu yang dinyanyikan joshua kecil. menggambarkan betapa asyiknya ia bermain air. itu bagi joshua, bagi aku... nunggu dua hari sekali air ledeng hidup.

jangan ditiru, aku termasuk orang yang paling malas mencuci. apalagi kalau air habis, pakaian menumpuk. biasanya aku bawa ke batam setiap minggu untuk dicuci. malas, ya? belakangan ini air mengalir malam, artinya aku harus berjaga kalau tak ingin ketinggalan kereta. pagi kadang masih mengalir, tetapi tak lama kemudian mati.

aku tinggal di ibukota provinsi, bukan kota kecil yang biasa bagi warganya mandi di sungai. yah, mungkin pemerintah tengah pusing memikirkan bagaimana mengurus air agar lancar. agar warganya bisa mandi dengan tenang, kapan saja. soal mandi, aku pernah punya pengalaman menarik. yakin jika malam itu air mengalir, aku dan teman menunggunya. eh, tak juga mengalir sampai pagi. ya sudah, kelabakan jadinya. bahkan untuk buang air besar pun harus menyelinap ke toilet masjid. masjid di komplek perumahan hang tuah permai dan masjid raya depan gor kacapuri adalah dua tempat yang menjadi saksi mati betapa kelabakannya aku saat jadwal air seharusnya mengalir ternyata molor juga.

ada berita, debit air di waduk sungai pulai yang menjadi gantungan kebutuhan air menurun drastis. waduh, berarti kemungkinan lambat ngalir bakal menjadi sesuatu yang mau tak mau harus dianggap biasa. ah, bukan hanya aku kok yang kesulitan air. nyatanya warga tanjungunggat pun mengalaminya. aku pernah mendengar langsung seorang caleg membantu berdrum-drum air bersih untuk warga setempat sebagai bentuk sosialisasinya.

sampai kapan?
Read More..

kutunggu kehadiranmu

sebenarnya menjelang malam sampai dini hari adalah saat yang membuatku betah berlama-lama di depan televisi. itulah yang kulakukan di batam. apalagi sejak demam teve kabel melanda. hanya dengan rp 50 ribu sebulan, bisa milih acara sesuai keinginan. sedikitnya 24 saluran tampak bening di layar, belasan sisanya tampak juga, cuma ada banyak semutnya. toh kalau memang pas ingin ditonton ya dipelototi saja.

tiga bulan sudah aku di tanjungpinang. kebetulan tinggal di hang tuah, batu 12. menurut perhitungan kasarku sih perumahan dengan ratusan rumah ini sudah cukup sebagai ladang investasi teve kabel. tetapi hingga hari ini aku hanya bisa menyaksikan tayangan beberapa televisi swasta nasional dan beberapa televisi negara tetangga yang kadang malah lebih jelas.

meski akhirnya aku terbiasa dengan kondisi tersebut, masih terbersit harapan suatu hari nanti jaringan teve kabel masuk ke perumahan ini. kalau di kota sih ada. ah, mungkin begitulah nasib orang pinggiran.
Read More..

aroma di tengah jalan

perjalanan dari tanjungpinang ke kijang sebenarnya tak lama. setengah jam, tak perlu ngebut, sampai juga. setiap kali ke sana, satu yang membuatku harus menambah laju kendaraan karena bau. dan ini tak akan bisa dihindari, apalagi oleh setiap pengguna sepeda motor sepertiku.

bau tersebut bersumber dari pabrik karet yang ada di batu 18. di sini memang terdapat pabrik karet yang cukup besar. pernah suatu hari aku masuk ke areal pabrik. belasan buruh tengah menggotong lembaran-lembaran karet. mereka sibuk. bukan hanya karet dari petani setempat yang masuk ke pabrik ini, juga karet dari daerah lain sekitar pulau bintan.

pertama kali mencium baunya, aku mengira itu peternakan babi. baunya benar-benar menusuk. aku sendiri tak tahu pasti apakah mencium aroma ini bagi mereka yang setiap hari melintasinya tak berpengaruh dengan kesehatan. bagi anda yang susah membayangkan bagaimana aroma karet tersebut, silakan mencoba. siapa tahu nanti bersedia memberikan komentar pada tulisan ini.
Read More..

Monday, April 27, 2009

ah, aku saja tak ada yang peduli

begitulah kita. anda merasa sebagai warga tanjungpinang atau pulau bintan? tahukah saat ini ada sebuah grup musik lokal yang minta doa restu, mencoba menerobos dinding pencari bakat yang diadakan sebuah produk terkenal di negeri ini? ya, namanya miru band.

begitulah kita. kadang terlalu tak peduli terhadap sesuatu yang dinilai tak ada keuntungannya buat kita. cuek. aku jujur saja iri dengan perhatian mereka yang begitu getol membela grup dari daerahnya meski dihujat. siapa sih yang dulu kenal kangen band dari lampung? jangan tanyakan soal suka atau tidak suka, karena jawaban yang akan kuberikan pasti satu: tidak suka.

maaf, aku bicara dukungan, bukan kangen band-nya. lihatlah pemerintah daerah lampung, mendukung penuh grup band tersebut. dan akuilah, saat ini grup musik tadi dikenal banyak orang. mungkin saja kebanggan kita warga tanjungpinang masih mengakar pada sosok bernama andi liany. sudahlah, kita tanamkan dalam hati almarhum hebat. tetapi hendaknya tidak melupakan bakat penerusnya.

jarang sekali berita tentang keberanian grup lokal daerah ini menembus mayor label dikupas habis-habisan di media. media lebih suka jor-joran berita mengenai pileg yang amburadul. dpt yang dipermasalahkan banyak pihak. bukankah kepedulian tak harus ditunjukkan lewat materi?

bukalah di facebook, ada yang begitu peduli dengan miru band dan menuliskan kalimat permohonan untuk turut mendoakan keberhasilannya. atau jangan-jangan kita berpikir: ah, aku saja tak ada yang peduli. padahal hidup serba pas-pasan. bukan anda saja, aku juga lebih sering begitu. bagaimana kalau sekarang kita lebih saling mengenal? biar bisa sama-sama berdoa. bukankah kekuatan doa banyak orang lebih bagus?

semoga...
Read More..

sedikit tetapi tugas

gunung lengkuas belakangan ini menjadi sorotan. bukan didaki para pendaki. keindahannya semakin pudar. tetapi yang paling penting, pepohonannya dikhawatirkan berganti rupa dengan perumahan warga atau alih fungsi lainnya.

sebelumnya, temanku yang membuka usaha air minum isi ulang mengeluh lantaran para pencari batu untuk dipecah menjadi material bangunan merambah kawasan hijau ini. tahulah kalau batu sebesar gajah yang dibongkar, akar pepohonan di sekitarnya akan tercabut. menimbulkan bopeng tanah. sebagai warga yang mengandalkan mata air alami dari sini, pantas ia khawatir.

bukan itu saja, warga juga sudah berani mencabut patok-patok batas hutan lindung di kawasan ini. kepala dinas pertanian dan perkebunan kabupaten bintan beberapa hari lalu memberikan komentar, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan. menurutnya, yang dicabut memang baru sedikit, namun sosialisasi adalah tugas yang ada di pundaknya.

banyak pertanyaan di otakku: mengapa warga nekat mencabuti patok batas hutan lindung? mengapa pemerintah baru bertindak (biasanya) setelah terjadi sesuatu?
Read More..

Saturday, April 18, 2009

uang palsu untuk penjual es

namanya dwi, setiap hari mangkal di batu 10, di bawah pohon seberang kiri jalan ke arah kijang kencana. hanya ingin merasakan cendolnya, saat siang itu saya duduk di sampingnya. lantas dia cerita, baru-baru ini ditipu orang. ada orang membeli segelas es cendolnya seharga rp4 ribu. dan dia membayar dengan selembar rp100 ribu.

pas lagi ramai, biasanya dwi menyimpan terlebih dahulu lembaran uang dengan nilai di atas rp10 ribu. tetapi siang itu ia keburu melayani pembeli misterius tadi. kalau mengatakan tak ada kembalian, namanya menolak pembeli. ya sudah, si lelaki bersepeda motor akhirnya mendapatkan segelas es pesanannya. ia minta dibungkus.

duitnya masih sisa rp96 ribu. dwi menghitungnya kembali sebelum menyerahkan kembalian itu. begitu diserahkan, si lelaki langsung tancap gas. seolah ia yakin kembalian yang diterimanya jumlahnya benar. dwi berniat memasukkan rp100 ribu tadi, dan saat itulah ia melihat ukuran uang itu lebih lebar dibandingkan uang dengan nilai yang sama. penasaran, pedagang yang sehari kadang untungnya tak sampai rp100 ribu ini menanyakan keabsahan uang rp100 ribu ke pemilik toko terdekat.

dan lemaslah lutut dwi. dipastikan uang itu palsu. toh dwi hanya pedagang kecil. yang dilakukannya hanya pulang tanpa menunggu sisa es cendolnya habis.
Read More..

Sunday, April 12, 2009

saya dicurangi

sebuah usaha yang sangat mapan ditinggalkan. saya katakan mapan, karena penyalur produk terkenal di seluruh pulau bintan. apa yang membuatnya nekat melepaskan semua itu? partai politik. toh kenekatan teman saya tadi terbayarkan, namanya terpilih sebagai wakil rakyat periode kemarin.

pemilu 2009 ini, teman saya kembali mencalonkan diri. masih di partai yang sama. maklum, teman saya ini termasuk anggota dewan yang "kurang pintar". ia lebih suka menentang kebijakan yang dibuat teman-temannya ketika dianggapnya tak sesuai hati nurani. selama lima tahun menjadi anggota dewan, teman saya hidupnya ya begitu-begitu saja. mobil yang dulu dibelinya dengan hasil usahanya kini berganti dengan mobil pinjaman negara. rumahnya ya seperti itu.

kampanye baru-baru ini, jangan harapkan melihat baliho teman saya di sudut-sudut kota. ia percaya diri, bahkan terlalu percaya diri. pasalnya, selama menjadi anggota dewan ia kerap mengunjungi warga yang tertimpa masalah. kedekatan yang saya lihat cukup bagus antara warga dengan wakilnya. menjelang pencontrengan, teman saya mencoba mempromosikan diri lewat iklan di koran. ia juga diberitakan.

di lapangan, ketika kampanye banyak simpatisan yang berteriak, menyerukan yel-yel dukungan untuk teman saya. saya lihat teman saya tersenyum cerah dari atas panggung.

hari h tibalah sudah.

saya sengaja tak menelepon teman saya. dan sehari usai contrengan, ia mengirimkan sms kepada saya. isinya: saya dicurangi. ia tak percaya suaranya baru sekian dari jumlah yang diharapkan. dari nada bicaranya, teman saya sepertinya pasrah. biasanya, ia bicara cukup tegas, penuh semangat. namun kemarin ia justru menanyakan peluangnya kepada saya. lha saya yo ndak tahu, lha wong saya juga nunggu hasilnya dari berita di koran dan teve.

entah resah entah bingung, teman saya bermaksud menanyakan peluangnya terpilih sebagai anggota dewan periode kedua kepada seorang paranormal. lah, saya terkejut. kalau percaya bahwa selama ini baik kepada masyarakat yang diwakilinya, ya pasrahkan saja kepada tuhan. toh sampai detik ini saya percaya tuhan itu hebat. ia bisa apa saja. manusia sih tak ada seujung kuku tuhan. bahkan seujung kuku pun menurut saya tak ada. wong tuhan itu serba maha kok. belum tentu lho pihak lain yang menggunakan kata maha terus hebat. contohnya grup band maha yang diorbitkan dan diproduseri oleh motivator kondang negeri ini, reza m syarief. justru lebih tenar kangen band yang musiknya bikin tersenyum sendiri. (biasa pendengar kan bisanya protes, padahal kalau disuruh bikin lagu belum tentu jadi ya...)

saya masih menunggu kabar selanjutnya dari teman saya.
Read More..

tiba-tiba sksd

begitulah caleg-caleg kita. tiba-tiba di bawah lubang pintu depan rumah teman yang saya tumpangi menumpuk selebaran. bukan promosi dari toko baru, melainkan caleg-caleg yang mengenalkan dirinya. ada yang hanya berupa kartu nama, kartu nama dilaminating, foto caleg beserta program-programnya, brosur berisi data diri dengan sederet jabatan meski masyarakat tak tahu apakah ia berperan dalam jabatan yang ditulisnya atau tidak.

yang duitnya banyak bikin promosinya lumayan bagus, pakai kertas glossy. yang duitnya pas-pasan bikinnya seperti buletin jumat. yang duitnya mpot-mpotan juga tak mau hanya pasrah, meski hanya selembar kartu nama.

lha calon wakil rakyat kok pingin dikenalnya instan begitu. saya jamin, lebih banyak warga nggak mengenal calegnya. dan apa yang saya lihat atas apa yang dilakukan teman saya pemilik rumah dengan tumpukan promosi caleg tadi hanya tersenyum. "buat apa ngirim kartu nama, kalau di jalan juga nggak tahu yang mana orangnya," kata dia.

hanya itu. artinya tak ada tindak lanjut. ibarat tamu, mengucapkan salam atau mengetuk pintu, begitu ditawari masuk baru duduk. lalu berbincang, dari masalah umum ke pribadi. apalagi kalau bukan rencana maju ke kursi dewan. yang terjadi, entah siapa yang disuruhnya mengirimkan promosi itu ke rumah-rumah. ya dicueki warga. mungkin kalau diberikan sendiri, kenalan sendiri paling tidak warga tahu. sosl dipilih atau tidak, ya terserah apa yang sudah dilakukannya selama ini.
Read More..

Monday, March 30, 2009

operasi baliho


operasi bukan hanya dilakukan pada kulit manusia atau sesuatu yang hidup. benda mati, kalau memang dibutuhkan untuk operasi ya dilakukan juga. tak percaya? lihat saja gambar yang saya ambil di kijang pagi tadi. melihat baliho bergambar seorang caleg, bukan wajahnya yang pertama menarik hati untuk turun dari mobil kawan lalu jepret, ambil gambar.

lebih menarik justru bekas operasi di mata dan sebagian hidung sang caleg. saya percaya, bekas operasi ini bukan dibuat atau disengaja oleh desainernya. lha wong kalau perlu gambar di brosur atau baliho dipoles sedemikian rupa biar menarik hati calon pemilih. yang jerawatan dihilangkan pakai tool-tool yang lengkap di photoshop atau program pengolah foto lainnya. yang hidungnya pesek dimancung-mancungin. kalau bekas operasi yang tampak dalam gambar ini dilakukan seseorang dengan sengaja, sungguh saya secara pribadi menyesalkannya.

boleh saja pelakunya memiliki jagoan lain. boleh saja ia tak suka dengan si caleg ini, boleh juga ia tak simpatik, tetapi apakah harus dengan seperti ini caranya? demokrasi memang mudah dikatakan, sangat sulit dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Read More..

Saturday, March 28, 2009

yang merah tak harus berhenti

Setiap kali menunggu lampu merah di simpang barek motor kijang, pasti ada yang cuek bebek dengan isyarat lampu pengatur lalulintas. Pikir saya, apakah menanti menyalanya lampu hijau dianggapnya perbuatan sia-sia belaka?

Padahal jelas, lampu isyarat tadi dipasang untuk keselamatan warga di jalan raya. Sebenarnya juga, mereka yang sok jagoan, yang tak peduli lampu menyala merah, kuning, hijau cukup sadar akan lebih aman menaati aturan yang sudah ditetapkan. Saya berani menjamin warga tahu merah bukan PDI, kuning Golkar dan hijau PPP, melainkan tanda berhenti, bersiap dan jalan. Ada seorang warga yang mengatakan, buat apa menunggu merah menyala. Diterobos juga nanti tetap merahnya menyala kok. Aduh, pikir saya.

Dan baru-baru ini saya hampir terjatuh karena seorang pengendara tiba-tiba menyalip dari arah kanan, saat saya bersiap berhenti karena lampu merah menyala. Rupanya ghostrider tadi memilih jalan lapang untuk menerobos lampu merah. Jika dia langsung, terhalang truk besar di depan saya. Tak hanya membuat saya kaget, pengendaranya tadi masih sempat memaki saya. Jujur saja, saya sempat mengeluarkan balasan makian meski tak didengarnya.

Entah sudah berapa kecelakaan di simpang ini. Tetap saja banyak yang ndableg. Atau nunggu jadi korban berjatuhan baru sadar? Read More..

ada apa dengan bibcom

bintan island blogger community, sebut saja bibcom, sebuah wadah blogger yang ada di pulau bintan. bagus, saya suka, bangga, saat baru pindah ke pulau ini ikut meramaikan pelatihan blog untuk pelajar se-tanjungpinang di sekolah pelita nusantara. terlihat sekali semangat kawan-kawan untuk menyongsong datangnya masa blog di kota ini. apalagi walikota tanjungpinang, suryatati a manan bersedia hadir. ada juga anggota dewan begitu serius mengikuti jalannya pelatihan.

saya membayangkan, pasti teman-teman bibcom bekerja keras agar acara ini terselenggara. sebuah komunitas tanpa anggota, mungkinkah? pasti dari dasar pemikiran itu pelatihan dilaksanakan, biar pelajar yang dilatih pada bikin blog. kalau semua pelajar (jangan sebut yang sd, tetapi kalau memang bisa mengapa tidak ya?) di tanjungpinang memiliki blog masing-masing, betapa ramainya lalulintas artikel di bibcom.

lihat juga, betapa antusiasnya pelajar menyimak materi tentang blog. sejumlah pertanyaan dilontarkan, pertanyaan untuk blogger awal sih, namun cukup membuat hati senang. logo bibcom yang penuh warna, saya juga suka. menyiratkan harapan yang besar kelak kemudian hari.

sayang, kabarnya belakangan ini sesama anggota bibcom ada sedikit ketidakcocokan.

lalu saya sedih, belumlah cukup umur bagi bibcom untuk merambah niat yang belum kesampean. baru satu kegiatan yang dilakukan (selain kopi darat tentunya). masih banyak yang bisa dilakukan untuk menjangkiti warga kota dengan virus blog. saya masih menggantungkan kaos berlogo bibcom di almari gantung saya. saya simpan. tetapi selalu saya lihat saat membuka pintu almari hendak ganti baju.

warna logo itu meriah, warna-warni. seperti tersenyum kepada saya, selamat pagi itu yang paling sering diucapkannya. jarang ia mengatakan selamat sore atau malam, karena air di rumah saya memang kadang tak hidup. tetapi kalau pagi saya usahakan untuk tetap mandi, dan saling sapalah kami. antara saya dengan logo bibcom tadi. kalau sore, boro-boro mandi, pulangnya saja malam. kata pak dokter, jangan pulang malam-malam. atau bibcom perlu dibedah dokter agar kembali bisa tertawa diantara kita? syaratnya sang dokter tak boleh satu, melainkan kita. semuanya...ketik sisa postingan sampai selesai Read More..

untung saya laki-laki

cerita orang-orang, nyaman naik kapal roro dari punggur - uban atau sebaliknya. pas mau balik ke batam, saya berangkat pagi-pagi dari tanjungpinang. kebetulan ada kawan yang ngajak. kapal berangkat pukul 08.00 wib. rupanya sampai pelabuhan kepagian.

yang harus dilakukan, membayar biaya perjalanan yang sudah ditetapkan. masih ada waktu, kami duduk-duduk di pelataran luas di depan jembatan masuk ke kapal. ada setengah jam, ada yang mendesak untuk dikeluarkan. saya tanya teman yang ngajak tadi, disuruh pergi ke balik bangunan yang tak tahu itu dulunya untuk apa karena memang tak ada papan namanya. cepat-cepat, setengah berlari saya menuju petugas pencatat tiket yang tadi kami lewati. waduh, wc-nya memang alami.

akhirnya saya balik lagi. saya lihat kawan yang tadi menyarankan saya ke balik bangunan di sampingnya tersenyum. apa boleh buat, saya pun mengikuti saran kawan. celingak-celinguk, pelan-pelan kedua tangan saya turunkan. agak takut-takut juga memulainya. setelah yakin aman, ya sudah akhirnya terlaksana juga. baunya alamak, mungkin sudah berliter-liter air kencing tertumpah di tempat saya berdiri.

usai itu, saya kembali menjumpai kawan. yang ada dalam benak saya, untung saya lelaki. kalau seorang calon penumpang roro kebelet separti yang saya alami, kemana dia berlari. kalau lelaki sih simpel saja, sambil berdiri juga bisa. nah, kalau kaum hawa? pasti ribet dan banyak upaya tambahan agar acara buang air kecilnya aman, nyaman dan terkendali. menghadapi kenyataan ini, rupanya bukan pengelola pelabuhan yang peduli, melainkan calon penumpangnya sendiri.

begini, jangan keburu menyangka mereka yang buru-buru menaiki kapal roro hanya ingin mendapatkan tempat duduk favorit. ternyata, dari keterangan beberapa penumpang, sesaat setelah kapal meninggalkan pelabuhan tanjunguban, mereka ingin buang air kecil yang bisa dengan mudah ditemukan di atas kapal roro.
Read More..

Friday, March 27, 2009

dia dulu wartawan

sesekali main ke kpu kabupaten bintan yang ada di kijang. entah sudah berapa kali saya ke tempat ini, selalu saja ketuanya tak ada (memang ketika saya hubungi hapenya sedang tugas). keberuntungan itu akhirnya datang juga, meski sang ketua tak ada akhirnya ada kesempatan buat tulisan tentang pelipat surat suara. oleh pak satpam saya disarankan ke lantai dua ruko samping kantor kpu.

cetok cetok cetok, alas sepatu saya berbunyi menaiki tangga. di atas saya berjumpa dengan seorang pegawai kpu yang tengah mengawasi warga yang melipat surat suara. saya minta izin untuk sedikit wawancara. begitu tahu maksud saya, sama bapak yang satu ini saya disarankan menjumpai pak anu. alasannya begini, setiap wartawan yang mau wawancara biasanya ke pak anu karena dia dulu wartawan. kalau kamu lama di sini pasti tahu namanya. takutnya saya nanti kurang pas ngasih keterangan.

sebenarnya, yang saya tanyakan tak ada kaitannya dengan pak anu yang bekas wartawan. pak anu bagiannya A, padahal yang hendak saya buat beritanya seharusnya orang kpu yang menangani bidang B. setelah sedikit bicara, akhirnya saya bisa melakukan wawancara dengan narasumber yang tepat. saya diajak ke lantai dua, menyaksikan puluhan warga sibuk melipat surat suara. ada yang berkempok ada juga yang sendiri-sendiri. yang kelompok terdiri dari empat orang, nanti hasilnya dibagi rata, dihitung dari jumlah surat suara yang berhasil dilipat. bahkan ambil foto juga oke.

akhirnya dapat juga berita dari kpu. ketika saya hendak balik, sama narasumber yang ini juga disarankan ke pak anu. waduh, mengapa harus ke dia ya? dan saya juga tak tahu, apakah bekas wartawan yang bekerja di sebuah institusi juga selalu diberi tugas menghadapi wartawan-wartawan yang ingin mencari berita? dan saya memilih untuk menuliskan apa yang saya dapat dengan catatan, narasumber saya memang kompeten, informasinya berimbang jika memberitakan sesuatu yang menyangkut dua pihak.
Read More..

sarjana penjual air tebu

seorang ayah bercerita kepada saya tentang anaknya. sang ayah bukannya orang kaya, dia berasal dari kampung pelosok di jawa timur. merantau ke berbagai daerah di indonesia sebelum akhirnya jatuh cinta kepada seorang perempuan di tanjungpinang. dengan kerja keras, orangtua ini menyekolahkan anaknya dari tk, sd, smp, sma hingga mampu kuliah di sebuah perguruan tinggi ternama di jakarta. kalau saya sebutkan pasti anda tahu. sudah jelas berapa banyak duit yang dikeluarkan untuk biaya kuliah si anak.

yang diharapkan orangtua kepada anaknya yang kuliah adalah lulus. dan si anak lulus, dengan nilai yang lumayan membanggakan tentunya. nasib baik, si anak diterima bekerja di batam. gelar sarjana ekonomi akuntansinya masih cukup mengundang minat perusahaan bonafid di batam untuk mempekerjakannya sebagai pegawai. mapan.

tiba-tiba saja ia banting stir. tentu saja keputusannya membuat bapak ibunya sempat terkejut. mengapa, ada apa, bagaimana nanti? wajar, siapa orangtua yang ingin anaknya hidup susah kelak? mau tahu pekerjaan apa yang dipilih sarjana akuntansi ini? berjualan air tebu. jangan remehkan tebu bung! sebatang tebu harganya seribu perak, ketika digiling bisa dijadikan dua botol. per botol harganya tujuh ribu perak. bisa juga dibeli per gelas, begitu digiling gelas ditaruh di bawah tempat keluarnya air tebu gilingan. mau tahu berapa batang tebu sarjana ekuntansi ini bisa menghabiskan tebu dalam sehari?

minimal 100 batang tebu.
Read More..

Monday, March 23, 2009

salam tempel

memasuki pintu gerbang kawasan wisata lagoi, kabupaten bintan, beberapa minggu lalu, kawan saya merogoh saku celananya. diambilnya rp20 ribu, kaca depan kanan dibukanya. seorang satpam berseragam menghormat sambil menyapa hendak kemana. sambil tersenyum, kawan menjulurkan tangannya dan rupiah itu pun berpindah.

ketika saya tanyakan, mengapa harus memberinya duit, teman saya yang bermata sipit menjawab daripada dipersulit urusannya. memang, kawan saya mengantarkan pesanan dari seorang petinggi hotel yang ada di areal wisata internasional ini. kalau dijelaskan oleh kawan saya siapa yang pesan, menurut saya akan diperbolehkan juga masuk. kecuali pesanannya bahan-bahan berbahaya. demikian juga dengan satpam yang menghadang, begitu mendapatkan salam tempel mobil yang kami tumpangi tak diperiksa. padahal siapa tahu saya menyembunyikan bom di bawah jok mobil, he he...

sepulangnya, saya tetap menyindir teman mengapa harus membiasakan diri dengan salam tempel tadi. kalau urusannya benar kan tak perlu pakai kebiasaan tersebut. bila dibudidayakan, satpam juga bisa menaruh harapan setiap kali ada tamu masuk. banyak sekali pemilik kepentingan di kawasan ini, termasuk pemasok barang-barang kebutuhan. mereka pastilah tak harus pakai pengawalan polisi, kadang juga bercelana pendek, berkaos sederhana. kalau sehari saja ada lima orang seperti teman saya, berapa duit di tangan satpam?

atau karena kawan saya bermata sipit? ia masih merasa menjadi warga nedara nomor sekian? gimana to, kan sekarang sudah tak ada lagi kelas dan kasta seperti itu. kalau obyeknya saja tetap merasa berbeda ya bagaimana orang lain mau menganggapnya sama. sampai sekarang, kalau teman saya masuk ke kawasan ini pasti saya sindir, sekadar mengingatkan untuk tidak membiasakan diri dengan salam tempel.
Read More..

Saturday, March 21, 2009

tiang listrik depan rumah

melepaskan dahaga, dari kijang siang itu aku mampir ke kedai milik bu ani yang terletak di km 18. depan jalan masuk ke smp negeri 3 kijang, kabupaten bintan. dari sekedar nanya dari mana, akhirnya ibu berusia paroh baya ini menunjuk tiang listrik di depan rumahnya.

bukannya pamer meski rumahnya sederhana tetapi lsitrik 24 jam nyala, melainkan mengeluh karena tiang listrik itu. usut punya usut, ternyata tiang itu sudah berdiri tahunan, tetapi rumah bu ani sendiri belum tersentuh jaringan listrik pln. untuk nonton teve, keluarganya menggunakan genset. akibatnya, ia kembali bercerita, "kulkas saya usianya cuma tiga bulan."

bukan hanya kepingin merasakan betapa nikmatnya berlangganan listrik pln, bu ani sampai ngiler, mungkin kebawa sampai mimpi. entah sudah berapa kali ia mengajukan diri sebagai pelanggan baru, ke kijang, ke tanjungpinang. nyatanya sampai kemarin ia balum juga bisa merasakan nama besar pln. bahkan ia berani membayar belasan juta bagi orang yang bisa mengusahakan aliran listrik pln ke rumahnya.

ada dua deretan tiang di depan rumah pedagang kecil ini. berseberangan jalan adalah tiang zaman dahulu, lebih kecil dan lebih pendek. yang terakhir yang berada persis di depan rumahnya.
Read More..

kuantitas perlu juga

agak kesal juga mencari-cari markas panwaslu kabupaten bintan tak juga ketemu. sudah lebih dari lima warga kutanya, jawabnya selalu menunjuk bangunan di seberang lampu merah barek motor. aku bilang itu kantor kpu, ada yang mengangguk-angguk lalu bilang ooo. ada yang sok ngeyel dan mengatakan kantor panwaslu juga di sana. padahal, aku baru saja dari kantor kpu. apakah memang kpu lebih populer dibandingkan panwaslu? entahlah.

putar-putar, ah, akhirnya ketemu juga ruko tiga lantai dengan papan nama panwaslu. pas hari jumat, sepi. lantai satu hanya ada dua motor terparkir di depan ruko, satunya di dalam. ada tas tergeletak di kursi, tetapi pemiliknya tak ada. di lantai dua, ada seorang pegawai. setelah dialog sedikit, dari mana, mau ketemu siapa dan sebegainya, aku disuruh ke lantai tiga.

di sini berjumpa ketua panwaslu zulfan dan kepala divisi monitoring dede. waktu sebenarnya tak banyak karena mendekati salat jumat, tetapi banyak yang aku dapatkan dari seorang zulfan, juga dede. rupanya kantor panwaslu sudah pindah tiga kali. dengan jumlah personil yang terbatas, mereka harus mengkover seluruh wilayah kabupaten bintan yang luasnya hmmm (silakan buka peta kabupaten bintan). ada salah satu kecematan namanya tambelan yang hanya bisa dijangkau lewat kapal yang berlayar empat atau lima hari sekali.

kalau zulfan dan kawan-kawannya harus ke sana, berarti 10 hari habis di perjalanan dan masa menunggu keberangkatan kapal. satu-satunya cara ialah memaksimalkan tugas para petugas lapangan yang ada di kecamatan dan kelurahan atau desa. tak cuma ini masalahnya, ternyata di kabupaten belum ada perda yang mengatur titik-titik jalan mana yang boleh dan tidak dipancangi alat peraga pemilu. nah, ketika panwaslu turun untuk melakukan peneguran, parpol bersangkutan bisa-bisa berang. yang dipakai hanya aturan umum tak boleh memasang atribut parpol di tempat ibadah, fasilitas umum, sekolah dan itu-itu lagi.

sebenarnya juga, kata zulfan, institusinya hanyalah pengawas. untuk turun seharusnya menjadi tugas kpu yang bisa saja mengajak satpol pp untuk melakukan penertiban atribut. ah sudahlah, aku tak mau menyeret-nyeretkan diri larut dalam persoalan tersebut. yang aku pikir cuma bagaimana orang-orang panwaslu mengawasi wilayah yang begitu luas. kalau di jawa, hanya dengan sarana bernama kendaraan bermotor semua wilayah jangkauan nyaris terkover semua. meski harus naik turun bukit, jalan becek tetapi tak butuh waktu berhari-hari.
Read More..

Saturday, February 28, 2009

kerja duluan bayar belakangan

seharusnya memang begitu. tetapi tidak menjadi seharusnya ketika pekerjaan sudah rampung tiga bulan lewat, bayarannya belakangan. itu pun belum semuanya terbayar. program nasional pemberdayaan masyarakat (pnpm) mandiri perdesaan yang harus ditinjau ulang di sini: pengerasan jalan dan pembuatan dwiker desa gunung kijang kecamatan gunung kijang kabupaten bintan, provinsi kepri.

dana yang dialokasikan untuk proyek ini 6o-an juta. yang tampak di lokasi, seharusnya dengan rp 30 juta sudah cukup. disebutkan pengerasan, nyatanya cuma ditambal pakai pasir campur tanah lalu dipadatkan. ratakah? tidak sama sekali, bahkan kalau permukaan jalannya sudah tampak rata ya tak ditutup lapisan baru. lumayan, ngirit material. terus pembuatan dwiker atau gorong-gorongnya? ada sih memang wujudnya.

orang yang ditugasi mencari pasir untuk pelapis jalan ngaku, dari 82 trip atau lori material yang dibawanya, hingga tulisan ini nongkrong di blog belum semuanya dibayar. bahkan ia mendapatkan bayaran yang berbeda untuk pasir jalan dan dwiker. keduanya memang ditangani dua orang berbeda.

setahu aku, pnpm itu program hebat. dulu hanya ditangani satu departemen, sekarang lintas departemen. satu kabupaten bisa mendapatkan alokasi dana miliaran rupiah, biasanya dipatung pusat dan pemerintah setempat. proyeknya juga seharusnya bagus. dimulai dari penggalian gagasan warga setempat. apa pun boleh diusulkan. namun yang disetujuai tentu saja proyek yang dianggap memiliki skala prioritas tertinggi. katakan di desa antah berantah ada usulan pembangunan kakus umum sama terminal, tentu pelaku pnpm akan mengegolkan proyek pertama. alasannya, biar warga tak nongkrong sembarangan di tepi jalan, bawah pohon pisang atau numpang di sekolah. kalau dibangun terminal, lha wong belum ada warga yang punya angkutan umum.

ya begitulah, beberapa warga setempat mengaku tak pernah diajak berunding soal pembangunan proyek tadi. akhirnya mereka menolak ketika diminta datang untuk serah terima proyek. tetapi pelaku pnpm setempat mengatakan, tidak semua warga tahu. begitulah indonesia...
Read More..

Tuesday, February 17, 2009

bibcom dan harapan

bintan island blogger community, sebut saja bibcom kayaknya mau ngadain sesuatu lagi. ina, blogger kota ini lewat kotak komentar di blogku mengundang untuk ngumpul tanggal 21. tempat dan jamnya tentu saja masih dibahas lagi he he he.

aku suka, akhirnya pulau bintan memiliki komunitas blogger. komunitas yang bisa bertemu tenpa harus bertatap muka, asalkan ada koneksi internet, bisa saling bersapa ria. tentu tak berlebihan jika bibcom memiliki harapan ke depan. lihat saja logonya, penuh warna. semua anggota bibcom menginginkan komunitas ini semakin membengkak karena semakin banyak warga yang melek blog.

aku ingat, ketika kangen band kali pertama muncul, dicaci maki. dianggap band kampungan, band dengan kualitas musik jrang jreng jrong tak karuan. ibarat angin laut, yang tak akan pernah berhenti menemani buih dan layar perahu nelayan, grup asal lampung ini cuek bebek. emang gue pikirin, begitu kira-kira kata hati personilnya. aku secara pribadi memiliki harapan di bibcom ini. tak ada alasan untuk mencaci, yang ada hanya memuji keberanian kewan-kawan mendirikan sebuah komunitas. satu demi satu, pasti akan ada yang melirik komunitas ini lalu memutuskan untuk bergabung.

maju terus bibcom!!!
Read More..

Sunday, February 15, 2009

tak selamanya sabar itu indah

siang itu terik. apalagi tubuhku dibalut jaket panjang, huh tambah gerah. di sebuah kedai di barek motor, kijang, kuluangkan sedikit waktu. menatap kesibukan pelabuhan rakyat, ada kebanggan tersendiri, dahulu orang-orang negeri ini dikenal dengan keberaniannya di tengah lautan. walau kapal kayu yang dinaiki, ombak besar tak ubahnya irama lagu.

kapal kayu masih tetap dibutuhkan. di belakangku, seorang lelaki tengah sibuk membuat rangka ruangan kapal lengkap dengan atapnya. yang membuatku ingin tahu, warna kayu yang dijadikan bahan jauh sekali berbeda. na ni nu, pokoknya begitulah, akhirnya keluar juga komentar dari mulut si bapak. agak ngeri juga sebenarnya, tengah sibuknya bekerja di panas terik, dengan peralatan tukang (tahu sendiri kan, ada kapak kecil, martil, paku hiiii), jangan-jangan ketika kutanya ia kaget dan salah mengetok sasaran.

tetapi tak ook. ia baik, bahkan cerita, semuanya itu gara-gara larangan penabangan kayu di hutan. oalah itu loh, pembalakan. sok pintar, aku mengimbangi kekesalannya. bahwa, hutan indonesia sudah teramat rusak. per jam saja terjadi pengrusakan seukuran beberapa luas lapangan bola (ketahuan tak hafal datanya, habis waktu itu nonton acara investigasi di televisi, sekarang televisinya sudah dijual. apa hubungannya ya?). padahal, cuma brazil dan indonesia yang menopang paru-paru dunia.

eit, sang bapak menjawab begini: begini mas, yang dilarang itu orang kaya yang punya duit, yang bisa nyuruh orang miskin nebangi pohon di hutan untuk dijual. duitnya buat memperkaya diri sendiri. kalau untuk dibuat perahu atau rumah penduduk, tentu habisnya tak banyak. lha kalau larangan dikenakan ke semua orang, ya lihat sendiri dinding papan rumah saya di (maaf aku tak sebutkan alamat si bapak, soalnya aku berharap suatu saat penebangan pohon dengan ketentuan berlaku akan diterapkan dan aku bisa pesan kayu sama si bapak. dasarrrrrrrr!) sudah perlu diganti. dulu nebang beberapa pohon, digergaji sendiri, dapat papan kayu yang bagus.

perahu ini juga pesanan orang, untuk perahu ikan. kalau jadi yang bekerja ya warga juga. kok kayunya susah didapatkan. hanya untuk menyelesaikan kamar dan atap ini saya nganggur tiga bulan. saya butuh makan, pemilik kapal ingin kapalnya cepat selesai, warga sekitar ingin bekerja sebagai anak buah kapal.

sungguh, si bapak bengong ketika aku yang justru diam-diam pamitan. menyeruput sisa teh obeng yang tinggal sedikit. bayar minuman, langsung ngacir. di jalan aku berpikir, untung sepeda motor bututku rangka utamanya bukan kayu. coba kayu, kalau lapuk susah nyari kayunya. baru motor saya, kalau motor anda, orangtua anda, saudara anda, sepupu anda, tetangga anda juga lapuk, butuh banyak kayu juga.
Read More..

ditanya tiada jawaban

seminggu lalu aku buka website pemkab bintan. dunia maya memang sudah menjadi kebutuhan manusia dan kelompoknya, tak terkecuali pemerintah daerah. hampir semua kabupatan atau kota, provinsi, kini membuat website masing-masing. banyak yang bisa didapatkan dengan terobosan ini, salah satunya menampung informasi yang berasal dari warga.

kemajuan zaman telah mengesampingkan pemikiran website pasti akan kosong karena daerah pembuatnya sebagian besar penduduknya buta internet. toh diantara sekian warganya pasti melek teknologi informasi. apalagi mereka yang tak puas dengan kondisi daerahnya lalu nekad merantau ke kota besar. dari warga yang awalnya takut memegang mouse, kini internet sudah menjadi makanan biasa. sekadar chating, ngunduh lagu di multiply (meski diprotek tetap saja bisa dijebol he he he), atau iseng-iseng liat video porno yang selalu diupdate per menit oleh pengelolanya (blogger seperti aku harusnya malu sama pengelola web porno yang bisa rajin mengupdate halamannya).

intinya, di website pemkab bintan ada link potensi. begitu dibuka muncul bidang a, b, c, d. lumayanlah isinya daripada kosong. tetapi adminnya mungkin lupa ia juga memunculkan fasilitas polling yang pertanyaannya: informasi apa yang ingin anda dapatkan dari website ini? aku klik hasil voting, ternyata 70 persen netter menginginkan informasi tentang pariwisata kabupaten bintan. ups, sepertinya dalam link potensi tak ada bidang ini.

apa sih susahnya kembali ke halaman awal dan membuka link tersebut? benar, tak ada potensi pariwisatanya. kebetulan saja kenal dengan orang humasnya, pakai sms (biar ngirit) kukirimkan penemuan yang tentu saja tak sedahsyat tertangkapnya jaksa urip karena nggangsir duit kliennya. alhamdulillah dibalas, diminta menghubungi staf. kembali kutelepon sang staf (agak mahal dikit gak papalah, demi tulisan di blog ini) dan dijawab: oh ya, akan segera diperbarui.

menurut aku sih, kabupaten bintan ini kaya akan potensi wisatanya. tiga empat tahun lalu, beberapa kali aku ke trikora. pantai indah dengan daun kepala di kanan kiri jalan yang merayu dan menggoda iman untuk melupakan sholat zuhurku dan tidur-tiduran di bawahnya. indah. tentu ada pantai lain, atau air terjun yang kerap disebut di media massa.

seandainya pemerintah menyadari betapa pentingnya website bagi promosi, tentu website dibuat tak asal jadi. tak asal menghabiskan anggaran yang sudah disediakan. aku sendiri tak tahu berapa harga sebuah website yang dianggarkan. setahuku sih, muraaaaah. apalagi sekarang, semakin muraaaaah. bahkan untuk beli domain saja asal ada fasilitas internet banking di rumah (tak perlulah pakai internet kecepatan tinggi, yang lelet juga gak papa), hanya butuh waktu menitan. tak lagi jam-jaman apalagi harian.
Read More..

Friday, February 6, 2009

gundul gundul pacul

sungguh, aku kecewa melihat bukit-bukit di wacopek, bintan timur, gundul. sungguh, aku tak pernah menyangka dari atas bukit bukan keindahan yang kulihat. tetapi tangisan hutan. ratusan hektar hutan dibabat. maaf, aku tak bisa menceritakan bagaimana kehidupan satwanya saat rumahnya diporakporandakan manusia, mahluk yang konon paling bijaksana.

aku putar badanku 180 derajat, lalu 45 derajat, semua yang aku tatap sama. hutan gundul. hanya tanah merah memerah karena marah. mereka mengancam, tetapi sayang manusia tak menyadari ancamannya. yang penting hari itu bisa menggali bauksit, bisa beli beras. urusan cucu kita nanti, bodok amat. aku bayangkan, betapa rimbunnya tempatku berdiri sebelum alat berat merusaknya. pasti masih bisa kulihat monyet-monyet berwisata dari satu pohon ke pohon lainnya.

aku sadar, pemerintah butuh duit untuk membangun. dan hutan boleh juga dialihfungsikan. caranya itu yang tak bagus. sudah sifat pengusaha selalu ingin untung, begitu lahan a habis ditambang ia akan pindah ke lahan b yang sudah dibelinya dengan harga murah dari warga pemiliknya. tentu saja ia menambang lahan b tanpa koordinasi dengan dinas terkait untuk menyeseilan berbagai masalah, seperti dana kesejahteraan untuk warga sekitar, bagaimana pembuangan limbahnya, bagaimana hutan penggantinya dan sebagainya.

sudahlah, aku ingin turun. bosan menyaksikan puncak bukit yang gersang. sambil melaju dari kendaraan, aku sempat bernyanyi gundul-gundul pacul, gembelengan.... entah ada kaitannya atau tidak dengan gundulnya hutan. yang jelas sama-sama gundul dul dul.....
. Read More..

kreatif atau ...

sekian lama tak mengunjungi tanjungpinang, akhirnya aku kini berada di sini. jalan raya batu delapan atas, wow menawan. cukup lebar untuk lalulalangnya kendaraan. betapa senangnya warga. sore hari, setiap kali pulang dari kantor aku saksikan dua atau tiga keluarga kecil menikmati suasana. ayah di depan, ibu di belakang, si anak di tengah. bahagia sekali.

nyaris bisa dikatakan mulus, kalau pun ada lobang kecil tak mengurangi kata sepakat ini : mulus jalannya. dengan dua jalur, lalulintas seharusnya tertib. namun kenyataannya berbeda, masih sempat aku dengarkan umpatan pengendara kepada sesama pengendara. begitulah manusia, dari jalan tanah diaspal, aspal kurang lebar diperlebar belasan meter, maih juga kurang puas.

salah satu bentuk ketidakpuasan, coba kita pembatas antara kedua jalur. seharusnya lebih tinggi, karena memang dibuatnya seperti itu. sayang, di beberapa tempat dirusak warga. apalagi tujuannya kalau membuat jalan baru yang lebih cepat, daripada harus memutar mematuhi aturan yang sudah ditetapkan. mohon jangan senewen tatkala hendak lurus dengan kecepatan tinggi dengan mengambil jalur kanan eh melihat kendaraan lain juga berada di jalur kanan (jalur cepat) namun bukan memacu kendaraannya. ia justru asyik menyalakan lampu sign kanannya, tanda mau berbelok. anda boleh yakin jalan putar masih jauh di depan, cuma si pengandara di depan anda tak perlu jalur putar itu, ia sudah punya cara sendiri. ya tadi, membelokkan kendaraannya di ruas pembatas yang dirusak dibuat jalan.

biasanya jalan ala warga yang kurang memathu aturan lalulintas ini dibuat di depan persimpangan. mungkin malas memutar, jadi langsung aja belok.
. Read More..

Saturday, January 31, 2009

niatnya setengah-setengah

zaman aku kecil dulu, betapa gagahnya seorang anggota dprd. semua orang tahu, ketika berkunjung ke satu desa, warga berkerumun sambil membatin, itulah wakil rakyatku.

kini semuanya jauh berbeda. coba lihat bendera parpol yang dipasang seorang caleg ini. masih berkibar sih, memang. cuma suatu hari nanti, pasti habis gambar parpolnya. aku tak tahu bagaimana niat yang diucapkan si caleg ketika hendak mencoba peruntungannya ke kursi dewan. kalau memang benar cinta dengan partainya, seandainya aku, pasti bendera aku pasang sebagus-bagusnya, tiang aku cari sekokoh-kokohnya, kalau ada yang mencoba menodai dengan cat pasti aku uber meski sampai ke sebong pereh (he he he, tahunya baru tempat ini).

lha yang ini? apa yang hendak disampaikan si caleg dengan bendera seperti ini? padahal nih, dipasangnya di tempat yang cukup menyita perhatian bola mata. apalagi ukurannya jumbo. yang jumbo-jumbo kan lagi ngetrend. obat nyamuk jumbo, mak erot yang mempromosikan bisa membuat onderdil laki-laki jumbo.
Read More..

sarapan pagi

suatu pagi, habis menikmati sepiring nasi pecel di warung, aku lanjutkan dengan menyusuri tepi laut. tak ada yang berbeda. kecuali seorang lelaki berseragam cokelat sibuk mengamati tepi laut. sesekali, ia turun atau kalau tak memungkinkan digunakan pengait untuk mengambil sesuatu.

perkiraanku, yang diambil sesuatu yang berharga. aku dekati. rupanya onggokan pisang busuk yang diangkatnya dari perairan. aku tak ingin bertanya, apakah ia orang pemerintahan atau warga biasa yang memang memiliki kepedulain luar biasa terhadap lingkungan. Tepi laut memang tempat favorit bagi warga tanjungpinang atau warga daerah lain yang berkunjung ke ibu kota provinsi kepri ini.

kata beberapa warga, itu pemandangan biasa. jika membuang pisang dianggap biasa, sebenarnya bagus. sayang, pisangnya sudah tak lagi pantas disebut pisang. kulitnya menghitam, isinya tentu saja aku tak mencoba membukanya. tak ada yang tahu, apakah itu hasil buangan orang dari kapal kayu pengangkut buah atau pedagang pasar. kalau satu atau dua biji pasti hilang ditelan ombak. ini masih lengkap dengan tandannya. sampai-sampai tong sampah yang ada di dekatnya tak akan muat jika dipakai menampungnya.

siapapun pembuang pisang ini, kalau disengaja, pasti orang yang tak mau tahu akibat perbuatannya itu. seandainya ia penikmat tepi laut, saat duduk santai menikmati angin tiba-tiba pandangannya tertuju ke benda yang terombang-ambing di perairan. he he he, pisang busuk.
Read More..

Saturday, January 10, 2009

blogger menyapaku

kota tanjungpinang, ibukota provinsi kepri. beberapa hari menikmati suasana kerja di sini, seorang kawan menawariku untuk menjadi tutor kegiatan bertajuk blog goes to schools. alhamdulillah, di sini sudah mulai terjangkit ngeblog. hidup blogger.... Read More..