Saturday, February 28, 2009

kerja duluan bayar belakangan

seharusnya memang begitu. tetapi tidak menjadi seharusnya ketika pekerjaan sudah rampung tiga bulan lewat, bayarannya belakangan. itu pun belum semuanya terbayar. program nasional pemberdayaan masyarakat (pnpm) mandiri perdesaan yang harus ditinjau ulang di sini: pengerasan jalan dan pembuatan dwiker desa gunung kijang kecamatan gunung kijang kabupaten bintan, provinsi kepri.

dana yang dialokasikan untuk proyek ini 6o-an juta. yang tampak di lokasi, seharusnya dengan rp 30 juta sudah cukup. disebutkan pengerasan, nyatanya cuma ditambal pakai pasir campur tanah lalu dipadatkan. ratakah? tidak sama sekali, bahkan kalau permukaan jalannya sudah tampak rata ya tak ditutup lapisan baru. lumayan, ngirit material. terus pembuatan dwiker atau gorong-gorongnya? ada sih memang wujudnya.

orang yang ditugasi mencari pasir untuk pelapis jalan ngaku, dari 82 trip atau lori material yang dibawanya, hingga tulisan ini nongkrong di blog belum semuanya dibayar. bahkan ia mendapatkan bayaran yang berbeda untuk pasir jalan dan dwiker. keduanya memang ditangani dua orang berbeda.

setahu aku, pnpm itu program hebat. dulu hanya ditangani satu departemen, sekarang lintas departemen. satu kabupaten bisa mendapatkan alokasi dana miliaran rupiah, biasanya dipatung pusat dan pemerintah setempat. proyeknya juga seharusnya bagus. dimulai dari penggalian gagasan warga setempat. apa pun boleh diusulkan. namun yang disetujuai tentu saja proyek yang dianggap memiliki skala prioritas tertinggi. katakan di desa antah berantah ada usulan pembangunan kakus umum sama terminal, tentu pelaku pnpm akan mengegolkan proyek pertama. alasannya, biar warga tak nongkrong sembarangan di tepi jalan, bawah pohon pisang atau numpang di sekolah. kalau dibangun terminal, lha wong belum ada warga yang punya angkutan umum.

ya begitulah, beberapa warga setempat mengaku tak pernah diajak berunding soal pembangunan proyek tadi. akhirnya mereka menolak ketika diminta datang untuk serah terima proyek. tetapi pelaku pnpm setempat mengatakan, tidak semua warga tahu. begitulah indonesia...
Read More..

Tuesday, February 17, 2009

bibcom dan harapan

bintan island blogger community, sebut saja bibcom kayaknya mau ngadain sesuatu lagi. ina, blogger kota ini lewat kotak komentar di blogku mengundang untuk ngumpul tanggal 21. tempat dan jamnya tentu saja masih dibahas lagi he he he.

aku suka, akhirnya pulau bintan memiliki komunitas blogger. komunitas yang bisa bertemu tenpa harus bertatap muka, asalkan ada koneksi internet, bisa saling bersapa ria. tentu tak berlebihan jika bibcom memiliki harapan ke depan. lihat saja logonya, penuh warna. semua anggota bibcom menginginkan komunitas ini semakin membengkak karena semakin banyak warga yang melek blog.

aku ingat, ketika kangen band kali pertama muncul, dicaci maki. dianggap band kampungan, band dengan kualitas musik jrang jreng jrong tak karuan. ibarat angin laut, yang tak akan pernah berhenti menemani buih dan layar perahu nelayan, grup asal lampung ini cuek bebek. emang gue pikirin, begitu kira-kira kata hati personilnya. aku secara pribadi memiliki harapan di bibcom ini. tak ada alasan untuk mencaci, yang ada hanya memuji keberanian kewan-kawan mendirikan sebuah komunitas. satu demi satu, pasti akan ada yang melirik komunitas ini lalu memutuskan untuk bergabung.

maju terus bibcom!!!
Read More..

Sunday, February 15, 2009

tak selamanya sabar itu indah

siang itu terik. apalagi tubuhku dibalut jaket panjang, huh tambah gerah. di sebuah kedai di barek motor, kijang, kuluangkan sedikit waktu. menatap kesibukan pelabuhan rakyat, ada kebanggan tersendiri, dahulu orang-orang negeri ini dikenal dengan keberaniannya di tengah lautan. walau kapal kayu yang dinaiki, ombak besar tak ubahnya irama lagu.

kapal kayu masih tetap dibutuhkan. di belakangku, seorang lelaki tengah sibuk membuat rangka ruangan kapal lengkap dengan atapnya. yang membuatku ingin tahu, warna kayu yang dijadikan bahan jauh sekali berbeda. na ni nu, pokoknya begitulah, akhirnya keluar juga komentar dari mulut si bapak. agak ngeri juga sebenarnya, tengah sibuknya bekerja di panas terik, dengan peralatan tukang (tahu sendiri kan, ada kapak kecil, martil, paku hiiii), jangan-jangan ketika kutanya ia kaget dan salah mengetok sasaran.

tetapi tak ook. ia baik, bahkan cerita, semuanya itu gara-gara larangan penabangan kayu di hutan. oalah itu loh, pembalakan. sok pintar, aku mengimbangi kekesalannya. bahwa, hutan indonesia sudah teramat rusak. per jam saja terjadi pengrusakan seukuran beberapa luas lapangan bola (ketahuan tak hafal datanya, habis waktu itu nonton acara investigasi di televisi, sekarang televisinya sudah dijual. apa hubungannya ya?). padahal, cuma brazil dan indonesia yang menopang paru-paru dunia.

eit, sang bapak menjawab begini: begini mas, yang dilarang itu orang kaya yang punya duit, yang bisa nyuruh orang miskin nebangi pohon di hutan untuk dijual. duitnya buat memperkaya diri sendiri. kalau untuk dibuat perahu atau rumah penduduk, tentu habisnya tak banyak. lha kalau larangan dikenakan ke semua orang, ya lihat sendiri dinding papan rumah saya di (maaf aku tak sebutkan alamat si bapak, soalnya aku berharap suatu saat penebangan pohon dengan ketentuan berlaku akan diterapkan dan aku bisa pesan kayu sama si bapak. dasarrrrrrrr!) sudah perlu diganti. dulu nebang beberapa pohon, digergaji sendiri, dapat papan kayu yang bagus.

perahu ini juga pesanan orang, untuk perahu ikan. kalau jadi yang bekerja ya warga juga. kok kayunya susah didapatkan. hanya untuk menyelesaikan kamar dan atap ini saya nganggur tiga bulan. saya butuh makan, pemilik kapal ingin kapalnya cepat selesai, warga sekitar ingin bekerja sebagai anak buah kapal.

sungguh, si bapak bengong ketika aku yang justru diam-diam pamitan. menyeruput sisa teh obeng yang tinggal sedikit. bayar minuman, langsung ngacir. di jalan aku berpikir, untung sepeda motor bututku rangka utamanya bukan kayu. coba kayu, kalau lapuk susah nyari kayunya. baru motor saya, kalau motor anda, orangtua anda, saudara anda, sepupu anda, tetangga anda juga lapuk, butuh banyak kayu juga.
Read More..

ditanya tiada jawaban

seminggu lalu aku buka website pemkab bintan. dunia maya memang sudah menjadi kebutuhan manusia dan kelompoknya, tak terkecuali pemerintah daerah. hampir semua kabupatan atau kota, provinsi, kini membuat website masing-masing. banyak yang bisa didapatkan dengan terobosan ini, salah satunya menampung informasi yang berasal dari warga.

kemajuan zaman telah mengesampingkan pemikiran website pasti akan kosong karena daerah pembuatnya sebagian besar penduduknya buta internet. toh diantara sekian warganya pasti melek teknologi informasi. apalagi mereka yang tak puas dengan kondisi daerahnya lalu nekad merantau ke kota besar. dari warga yang awalnya takut memegang mouse, kini internet sudah menjadi makanan biasa. sekadar chating, ngunduh lagu di multiply (meski diprotek tetap saja bisa dijebol he he he), atau iseng-iseng liat video porno yang selalu diupdate per menit oleh pengelolanya (blogger seperti aku harusnya malu sama pengelola web porno yang bisa rajin mengupdate halamannya).

intinya, di website pemkab bintan ada link potensi. begitu dibuka muncul bidang a, b, c, d. lumayanlah isinya daripada kosong. tetapi adminnya mungkin lupa ia juga memunculkan fasilitas polling yang pertanyaannya: informasi apa yang ingin anda dapatkan dari website ini? aku klik hasil voting, ternyata 70 persen netter menginginkan informasi tentang pariwisata kabupaten bintan. ups, sepertinya dalam link potensi tak ada bidang ini.

apa sih susahnya kembali ke halaman awal dan membuka link tersebut? benar, tak ada potensi pariwisatanya. kebetulan saja kenal dengan orang humasnya, pakai sms (biar ngirit) kukirimkan penemuan yang tentu saja tak sedahsyat tertangkapnya jaksa urip karena nggangsir duit kliennya. alhamdulillah dibalas, diminta menghubungi staf. kembali kutelepon sang staf (agak mahal dikit gak papalah, demi tulisan di blog ini) dan dijawab: oh ya, akan segera diperbarui.

menurut aku sih, kabupaten bintan ini kaya akan potensi wisatanya. tiga empat tahun lalu, beberapa kali aku ke trikora. pantai indah dengan daun kepala di kanan kiri jalan yang merayu dan menggoda iman untuk melupakan sholat zuhurku dan tidur-tiduran di bawahnya. indah. tentu ada pantai lain, atau air terjun yang kerap disebut di media massa.

seandainya pemerintah menyadari betapa pentingnya website bagi promosi, tentu website dibuat tak asal jadi. tak asal menghabiskan anggaran yang sudah disediakan. aku sendiri tak tahu berapa harga sebuah website yang dianggarkan. setahuku sih, muraaaaah. apalagi sekarang, semakin muraaaaah. bahkan untuk beli domain saja asal ada fasilitas internet banking di rumah (tak perlulah pakai internet kecepatan tinggi, yang lelet juga gak papa), hanya butuh waktu menitan. tak lagi jam-jaman apalagi harian.
Read More..

Friday, February 6, 2009

gundul gundul pacul

sungguh, aku kecewa melihat bukit-bukit di wacopek, bintan timur, gundul. sungguh, aku tak pernah menyangka dari atas bukit bukan keindahan yang kulihat. tetapi tangisan hutan. ratusan hektar hutan dibabat. maaf, aku tak bisa menceritakan bagaimana kehidupan satwanya saat rumahnya diporakporandakan manusia, mahluk yang konon paling bijaksana.

aku putar badanku 180 derajat, lalu 45 derajat, semua yang aku tatap sama. hutan gundul. hanya tanah merah memerah karena marah. mereka mengancam, tetapi sayang manusia tak menyadari ancamannya. yang penting hari itu bisa menggali bauksit, bisa beli beras. urusan cucu kita nanti, bodok amat. aku bayangkan, betapa rimbunnya tempatku berdiri sebelum alat berat merusaknya. pasti masih bisa kulihat monyet-monyet berwisata dari satu pohon ke pohon lainnya.

aku sadar, pemerintah butuh duit untuk membangun. dan hutan boleh juga dialihfungsikan. caranya itu yang tak bagus. sudah sifat pengusaha selalu ingin untung, begitu lahan a habis ditambang ia akan pindah ke lahan b yang sudah dibelinya dengan harga murah dari warga pemiliknya. tentu saja ia menambang lahan b tanpa koordinasi dengan dinas terkait untuk menyeseilan berbagai masalah, seperti dana kesejahteraan untuk warga sekitar, bagaimana pembuangan limbahnya, bagaimana hutan penggantinya dan sebagainya.

sudahlah, aku ingin turun. bosan menyaksikan puncak bukit yang gersang. sambil melaju dari kendaraan, aku sempat bernyanyi gundul-gundul pacul, gembelengan.... entah ada kaitannya atau tidak dengan gundulnya hutan. yang jelas sama-sama gundul dul dul.....
. Read More..

kreatif atau ...

sekian lama tak mengunjungi tanjungpinang, akhirnya aku kini berada di sini. jalan raya batu delapan atas, wow menawan. cukup lebar untuk lalulalangnya kendaraan. betapa senangnya warga. sore hari, setiap kali pulang dari kantor aku saksikan dua atau tiga keluarga kecil menikmati suasana. ayah di depan, ibu di belakang, si anak di tengah. bahagia sekali.

nyaris bisa dikatakan mulus, kalau pun ada lobang kecil tak mengurangi kata sepakat ini : mulus jalannya. dengan dua jalur, lalulintas seharusnya tertib. namun kenyataannya berbeda, masih sempat aku dengarkan umpatan pengendara kepada sesama pengendara. begitulah manusia, dari jalan tanah diaspal, aspal kurang lebar diperlebar belasan meter, maih juga kurang puas.

salah satu bentuk ketidakpuasan, coba kita pembatas antara kedua jalur. seharusnya lebih tinggi, karena memang dibuatnya seperti itu. sayang, di beberapa tempat dirusak warga. apalagi tujuannya kalau membuat jalan baru yang lebih cepat, daripada harus memutar mematuhi aturan yang sudah ditetapkan. mohon jangan senewen tatkala hendak lurus dengan kecepatan tinggi dengan mengambil jalur kanan eh melihat kendaraan lain juga berada di jalur kanan (jalur cepat) namun bukan memacu kendaraannya. ia justru asyik menyalakan lampu sign kanannya, tanda mau berbelok. anda boleh yakin jalan putar masih jauh di depan, cuma si pengandara di depan anda tak perlu jalur putar itu, ia sudah punya cara sendiri. ya tadi, membelokkan kendaraannya di ruas pembatas yang dirusak dibuat jalan.

biasanya jalan ala warga yang kurang memathu aturan lalulintas ini dibuat di depan persimpangan. mungkin malas memutar, jadi langsung aja belok.
. Read More..